- Skeptis terhadap pernyataan tentang penyebab perilaku dan proses mental, maupun pernyataan yang didasari oleh temuan-temuan ilmiah yang telah dipublikasikan. Skeptisisme atau mempertanyakan, ketidakpercayaan (dalam penggunaan umumnya adalah untuk melihat sekitar, untuk mempertimbangkan) jika dilihat dari kata perbedaan ejaan kata merujuk kepada:
· suatu sikap keraguan atau disposisi untuk keraguan baik secara umum atau menuju objek tertentu;
· doktrin yang benar ilmu pengetahuan atau terdapat di wilayah tertentu belum pasti; atau
· metode ditangguhkan pertimbangan, keraguan sistematis, atau kritik yang karakteristik skeptis (Merriam-Webster).
Dalam filsafat, mempertanyakan adalah merujuk lebih bermakna khusus untuk suatu atau dari beberapa sudut pandang. Termasuk sudut pandang tentang:
· sebuah pertanyaan,
· metode mendapatkan pengetahuan melalui keraguan sistematis dan terus menerus pengujian,
· kesembarangan, relativitas, atau subyektivitas dari nilai-nilai moral,
· keterbatasan pengetahuan,
· metode intelektual kehati-hatian dan pertimbangan yang ditangguhkan.
Kata mempertanyakan dapat menggambarkan posisi pada sebuah klaim, namun di kalangan lain lebih sering menjelaskan yang menetapkan kekekalan pikiran dan pendekatan untuk menerima atau menolak informasi baru. Individu yang menyatakan memiliki pandangan mempertanyakan sering disebut bersikap skeptis, akan tetapi sering terlupakan apakah sikap secara filsafati mempertanyakan atau ketidakpercayaan secara empiris sebenarnya malahan adalah pernyataan sebuah pengakuan.
- Bersandar pada bukti-bukti yang konvergen terhadap sebuah pernyataan tentang perilaku.
Dalam berfikir atau memahami sesuatu, seorang ilmuwan psikologi hendaknya mencari bukti-bukti yang mendukung hasil pemikirannya. Bukti-bukti tersebut sebaiknya berifat konvergen, yaitu bukti-bukti yang spesifik tentang suatu hal, sehingga hal tesebut tidak dapat disangkal lagi.
- Untuk menjelaskan secara tentatif harus dinyatakan dalam hipotesis.
Hipotesis adalah jawaban sementara terhadap masalah yang masih bersifat praduga karena masih harus dibuktikan kebenarannya. Hipotesis ilmiah mencoba mengutarakan jawaban sementara terhadap masalah yang kan diteliti. Hipotesis menjadi teruji apabila semua gejala yang timbul tidak bertentangan dengan hipotesis tersebut. Dalam upaya pembuktian hipotesis, peneliti dapat saja dengan sengaja menimbulkan/ menciptakan suatu gejala. Kesengajaan ini disebut percobaan atau eksperimen. Hipotesis yang telah teruji kebenarannya disebut teori.
- Untuk mencari jawaban harus menggunakan pendekatan multimetode.
Dalam mencari jawaban atas sebuah permasalahan, seorang ilmuwan psikologi harus menggunakan berbagai pendekatan agar jawaban yang diperoleh lebih akurat. Metode yang dapat digunakan antara lain observasi dan wawancara.
· Observasi
Istilah observasi di arahkan pada kegiatan memperhatikan secara akurat, mencatat fenomena yang muncul dan mempertimbangkan hubungan antar aspek dalam sebuah fenomena.
· Wawancara
merupakan percakapan antara dua orang atau lebih dan berlangsung antara narasumber dan pewawancara. Tujuan dari wawancara adalah untuk mendapatkan informasi dimana sang pewawancara melontarkan pertanyaan-pertanyaan untuk dijawab oleh orang yang diwawancarai.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar